Haruskah dilema copy paste menghalangi kita berkreasi?

Fenemona pembajakan tidak hanya marak di dunia offline saja, tapi di dunia online masalah pembajakan yang biasa kita sebut copas (copy dan paste) jauh lebih banyak dan lebih semarak. Dibandingkan dengan dunia offline, untuk menjiplak sebuah artikel, gambar dll di internet jauh lebih mudah dan cepat. Memang kemungkinan terjadinya persamaan artikel atau gambar bisa saja terjadi, akan tetapi jika ada 2 artikel yang terdiri dari 50 kalimat semuanya sama seperti pemakaian huruf besar atau kecil, tanda baca, atau ada 2 buah gambar yang 100% sama persis pastilah salah satunya adalah tiruan. Dalam dunia internet etika untuk memperbanyak artikel tidak bisa diperbolehkan begitu saja, karena hal ini sangat merugikan bagi penulis asli. Kode etis yang bisa dibenarkan untuk memperbanyak artikel adalah adanya ijin tertulis dari pemilik blog atau situs yang biasanya meminta untuk mencantumkan link sumber aslinya.

Lalu apakah jika ada orang lain yang membajak hasil karya kita, lalu kita berhenti untuk berkreasi? Untuk menjadi besar, teruslah berkarya dan berkreasi jika ada yang membajak karya yang kita hasilkan, berpikirlah positif bahwa yang Anda hasilkan ternyata bisa bermanfaat bagi orang lain dan yakinlah cepat atau lambat orang juga tahu siapa kita. Apalagi dengan makin berkembangnya teknologi terutama search engine, jika ada 2 artikel yang sama persis hanya yang paling dulu yang akan terindeks sedangkan yang berikutnya akan dianggap tidak penting oleh search engine. Jadi kenapa kita mesti takut untuk berkreasi hanya dengan adanya penjiplakan melalui copy dan paste?